Tangani Kebakaran, Sumbawa Butuh Tujuh Zona Tambahan

Pemerintahan253 views

Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Sumbawa saat ini belum bisa memenuhi response time atau waktu tanggap dalam menangani kebakaran yang terjadi. Kondisi ini, selain karena keterbatasan armada juga jarak tempuh dari mako maupun zona menuju lokasi cukup jauh.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan  Penyelamatan Kabupaten Sumbawa, Abdul Haris, S.Sos, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 114 Tahun 2018, response time harus 15 menit sejak menerima informasi sampai titik lokasi. Namun kondisi saat ini, armada yang ada terbatas, sementara wilayah yang ditangani ada 24 kecamatan. “Jarak dari posisi masing-masing baik mako maupun zona itu cukup jauh, dan masih belum bisa memenuhi response time 15 menit,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (2/3).

Disebutkannya, untuk penanganan kebakaran saat ini pihaknya memiliki 8 armada yang tersedia di mako dan tiga zona. Yakni zona Utan, Lenangguar, dan Plampang. Dengan kondisi yang ada, jumlah zona perlu ditambah untuk mendekati respon time. Tentunya dilengkapi dengan armada dan personel. “Menurut perencanaan kami untuk mendekati respon time 15 menit maka harus dibuka lagi 7 zona. Antara lain bisa jadi zona Moyo Hilir-Moyo Utara, Empang-Tarano, Lopok-Lape-Maronge, Lantung-Ropang, atau Alas-Alas Barat. Itu rencana untuk mendekati respon time,” terangnya.

Pihaknya berharap, minimal penambahan armada dapat dilakukan secara bertahap. “Kami berharap dengan kondisi saat ini, apakah kepada tim anggaran Kabupaten Sumbawa untuk ke depan 2023 agar dapat memprioritaskan paling tidak satu atau dua unit armada. Termasuk dengan personelnya. Tentu diikuti dengan anggaran,” harapnya.

Dengan kondisi saat ini, lanjutnya, jika terjadi kejadian bencana, pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin merespon informasi dari masyarakat. Namun tetap tidak mengabaikan keselamatan, baik armada maupun anggota. Jika terjadi keterlambatan, diharapkan masyarakat dapat memahami. Karena selain jarak ke lokasi yang jauh juga banyak masyarakat yang enggan menepi saat mobil damkar lewat. “Bukan karena kelalaian, tetapi karena memang jarak yang tidak mungkin kami capai dalam 15 menit. Dan juga kesadaran masyarakat begitu mendengar sirine damkar dapat memberikan jalan, sehingga kami bisa cepat melakukan tugas memberikan bantuan,” pungkasnya. (msr)

Komentar