RSUD Sumbawa Berencana Layani Cuci Darah dan Bangun Pabrik Tabung Oksigen

Pemerintahan314 views

Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Peningkatan layanan kesehatan masyarakat terus dioptimalkan pihak RSUD Kabupaten Sumbawa. Dalam waktu dekat ini, fasilitas kesehatan (Faskes) yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat bahkan harus didapatkan di Rumah Sakit Luar Daerah, kini bias dilayani di RSUD Sumbawa, seperti Cuci Darah  (hemodialisa) bahkan direncanakan terbangunnya Pabrik Tabung Oksigen.

Kepada wartawan Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri menyatakan akan adanya pabrik tabung oksigen dan alat cuci darah di RSUD Sumbawa ‘’Insya Allah jika tidak ada halangan, bulan Agustus 2021 mendatang, RSUD Sumbawa sudah memiliki pabrik tabung oksigen dan alat cuci darah,’’terang Dirut RSUD Sumbawa, Senin (29/06).

Untuk alat cuci darah dan pembangunan pabrik tabung oksigen, RSUD bekerjasama dengan pihak ketiga. Keberadaan fasilitas ini sangat penting di tengah kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi. Selain itu untuk efisiensi pengeluaran rumah sakit, juga meningkatkan pendapatan dan pelayanan termasuk mengatasi kesulitan pasien yang selama ini selalu dirujuk ke luar daerah.

 “Untuk alat cuci darah, kita akan menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dengan system bagi hasil. Dalam kerjasama ini, RSUD tidak mengeluarkan anggaran sepeserpun untuk membeli alat-alat yang cukup mahal tersebut. Demikian dengan pemeliharaannya (maintenance) termasuk instruktur yang menyiapkan sumberdaya manusia di RSUD Sumbawa, semua disiapkan pihak ketiga. Kita hanya siapkan tempat dan SDM saja. Setelah itu kita nikmati hasilnya,” Ujar dr Dede.

Selama ini diakui dr. Dede, pasien gagal ginjal dan harus dilakukan cuci darah seumur hidup, terpaksa dirujuk ke Mataram. Ada juga yang melakukannya secara mandiri di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat. Hal jelas cukup memberatkan pasien dari Sumbawa. Meski biaya ditanggung BPJS, namun mobilisasi dan biaya hidup ditanggung pasien. Selain itu, di RSUD lain tidak menerima Bansos untuk biaya pengobatan bagi pasien dari Sumbawa yang tidak terakomodir BPJS. Berbeda jika dilayani dan dirawat di RSUD Sumbawa. Semuanya dapat tercaver.

Sedangkan mengenai pembangunan pabrik tabung oksigen, dr Dede juga bekerjasama dengan pihak ketiga. Pembangunan pabrik lengkap fasilitas dan maintenancenya ditanggung sepenuhnya pihak ketiga. Sama seperti alat cuci darah, sistemnya bagi hasil.

Kerjasama ini dilakukan sebagai upaya untuk menyiasati terbatasnya anggaran daerah, di tengah kebutuhan tabung oksigen yang cukup tinggi. Selama ini dalam sebulan RSUD membutuhkan 1000 tabung oksigen, belum termasuk di puskesmas-puskesmas. Untuk oksigen satu tabung, dibeli seharga Rp 235 ribu. Artinya dalam sebulan untuk kebutuhan tabung ini saja, RSUD sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 235 juta.

Pola kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan jajarannya sambung dr. Dede, menjadi salah satu solusi. Selain kebutuhan oksigen bisa tercukupi, secara bisnis menguntungkan daerah dalam hal ini RSUD Sumbawa. Pihaknya hanya menyediakan tempat yaitu di lahan RSUD Sering, semua peralatan dan biaya pembangunan pabrik ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.

Adapun sistem yang disepakati adalah bagi hasil dengan skema 75% untuk perusahaan (pihak ketiga) dan 25% untuk daerah (RSUD Sumbawa). Ini akan berlangsung selama 8 tahun, setelah itu pabrik oksigen akan menjadi milik daerah sepenuhnya. “Semua ini kami ikhtiarkan untuk masyarakat dan daerah, sehingga pelayanan kesehatan bisa terpenuhi,” terangnya. (MS/SP*)

Komentar