Pendidikan Kesehatan Personal Remaja Saat Menstruasi Di Lingkungan Prate

Opini, Pendidikan796 views

Penulis: Ana Lestari, S.ST., M.Kes

Institusi: STIKES Griya Husada Sumbawa

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010, usia remaja (35%-42%) memiliki angka kejadian kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi didunia, dan dewasa muda (27%-33%) angka prevalensi candidiasis (25-50%), bacterialvaginosis (20-40%) dan trichomoniasis (5-15%). Indonesia terdapat 43,3 juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun berperilaku hygiene sangat buruk berdasarkan data statistic di Indonesia tahun 2012. Indonesia memiliki iklim yang panas dan lembab, sehingga wanita Indonesia lebih rentan mengalami ISR (Priyoto, 2014).

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang disertai pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual (Herlina, 2013). Tahap remaja dimulai dari usia 10-19 tahun yang jumlahnya sekitar 42% dari populasi di dunia pada tahun 2016 (WHO, 2018). Di Indonesia jumlah remaja berusia 10-24 tahun mencapai 66,9 juta pada tahun 2017 (Bappenas, 2018). Pada remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang berhubungan dengan pubertas.

Kesehatan reproduksi pada wanita dapat dijaga dengan melakukan personal yg hygiene yaitu suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang. Kebersihan pada daerah kewanitaan saat menstruasi sangat penting untuk dijaga karena kuman akan mudah masuknya dapat menyebabkan penyakit pada organ reproduksi (Kusmiran, 2012).

Personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri merupakan perilaku remaja putri dalam menjaga kesehatan dan kebersihan pada saat mengalami menstruasi (Pemiliana, 2019), seperti: membasuh alat kelamin dari arah depan ke belakang, membersihkan alat kelamin dengan air bersih, sering mengganti celana dalam minimal dua kali sehari (Pythagoras, 2018), menggunakan bahan celana dalam yang baik dan menyerap keringat serta pemakaian dan penggantian pembalut yang tepat (Haryono, 2016; Maharani & Andryani, 2018). Kesalahan dan kemalasan dalam menjaga hygienitas ini akan berdampak pada terjadinya infeksi alat reproduksi. Tujuan dari perilaku ini adalah mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesejahteraan.

Kurangnya kesadaran Menstrual Hygiene dan perawatan selama mentruasi yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan mentruasi dan kebersihan mentruasi dapat mnimbulkan masalah bagi remaja. Sebuah studi yang dilakukan di Nagpur melaporkan bahwa hanya 36,95% dari gadis-gadis itu menyadari mentruasi sebelum menarche. Lebih dari tiga dari 10 gadis tidak menyadari tentang penyebab dan sumber perdarahan sedangkan mayoritas dari mereka bahkan mengetahui tentang penggunaan pembalut. (Anusree et al., 2014), dalam penelitiannya juga menggambarkan bahwa ada perawatan yang tidak tepat dan tidak memadai dalam praktek higienis saat mentruasi kalangan remaja perempuan.

Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim terbuka sehingga sangat mudah terkena infeksi (Yanti et al., 2014). Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orang tua kita sejak kita masih kecil. Tetapi, karena orang tua seringkali tidak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka (Sarwono, 2011; Liza, 2019).

Pengabdian kepada masyarakat bertema Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Di Lingkungan Prate. Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum paham personal hygiene pada saat menstruasi.

Tujuan utama dalam kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi. Dengan sosialisasi ini, diharapakan bisa memberi perubahan perilaku yang lebih baik kepada remaja dalam melakukan personal hygiene padasaat menstruasi. Manfaat pengabdian ini agar dapat dijadikan kebiasaan perilaku hidup sehari- hari.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan tanggal 23 bulan November 2021 mulai pukul 15.30 hingga 17.30 WITA melibatkan berbagai pihak terutama masyarakat dan mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan pengabdian menggunakan Metode Ceramah dan Diskusi. Pemateri memberikan materi dalam bentuk ceramah dengan bantuan leaflet yang berisi materi dan pada akhir acara ada pembagian masker.. Pengabdian masyarakat ini juga melibatkan  mahasiswa semester I dan VI. Tahap pelaksanaan ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan menanyakan kembali berupa pertanyaan singkat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswi tersebut terkait personal hygiene pada saat menstruasi.

Berdasarkan penilaian sebelum dilakukan intervensi menunjukkan bahwa dari awal siswi tentang personal hygiene masih kurang yaitu 5 responden (20%) dari 25 responden. Setelah kegiatan pengabdian dilaksanakan terdapat peningkatan yang cukup signifikan tingkat pengetahuan pada kategori baik sebanyak 15 siswi (60%), kategori cukup sebanyak 8 siswi (32%) dan kategori kurang sebanyak 2 siswi (8%). Sebagian remaja telah mengetahui tentang pentingnya menjaga personal hygiene pada saat menstruasi  dan manfaat penggunaan masker bagi kesehatan, akan tetapi ada beberapa remaja yang butuh pemahaman berulang.

Secara keseluruhan kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar. Jika ada kegiatan penyuluhan kesehatan seperti ini bisa dilakukan lebih baik lagi dan mempersiapkan segala bentuk dari kegiatan ini yang sangat penting dan bermanfaat bagi kesehatan dan diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini diharapkan kepada orang tua untuk dapat lebih mengajarkan kepada anak-anak remaja untuk menjaga personal hygiene pada saat  menstruasi agar dapat terhindar dari penyakit.

Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan pada siswi setelah kegiatan sosialisasi personal hygiene pada saat menstruasi sebagai upaya untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan kesehatan bagi remaja. Setelah sosialisasi dan evaluasi pengetahuan kepada sisiwi, hasilnya sebagian besar pengetahuan remaja bertambah. Kegiatan pengabdian ini dapat membantu remaja untuk meningkatkan perubahan perilaku yang lebih baik kepada remaja selama tahap evaluasi.

Komentar