FKUB, Kepolisian, Akademisi Gelar Dialog Merawat Kebhinekaan

Pariwisata478 views

SUMBAWA BESAR, Media Sumbawa

Samawa Research Empowerment (SRE) menggelar dialog interaktif dengan tema Merawat Kebhinekaan dan Menjaga Keindonesiaan, Kamis (14/11) di RTH Genang Genis Desa Kerato Kecamatan Unter Iwes. Hadir sebagai pemateri dialog H.Lahmuddin dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sumbawa, Akp.Djoko RS Gatot, Kasat Binmas Polres Sumbawa mewakili Kapolres Sumbawa, dan Ubaidullah Dosen Universitas Samawa (UNSA).

H. Lahmuddin, dengan tema materi Kembali ke kearifan lokal mengatakan, dalam kitab suci Al-Qur`an, telah dijelaskan, bahwa Allah SWT menciptakan manusia beragam, baik suku, ras, bahasa dan agama. Sedangkan sumbawa berpegang kepada “Adat Barenti ko Syara, Syara Barenti ko Kitabullah” (Adat berpegang kepada syariat, syariat berpegang kepda kitab Allah) dan “Katakit ko Nenek, Kangila Boat Lenge” (Takut kepada Allah, Malu berbuat buruk).

“Sehingga Kita musti bertoleransi, tolong-menolong. Dan di Indonesia terdapat beragam agama, adat, suku, bahasa. Dan demikian juga dengan di Sumbawa,” katanya.

Dijelaskan, Kearifan lokal Sumbawa perlu dikedepankan, untuk merajut ukhuwah islamiah, ukhuwah wathonniah, ukhuwah insaniah, ukhuwah basariah. Sehingga kita musti saling tolong menolong, saling menghargai.

“Jangan sampai hal-hal yang berbau rasisme terjadi di Sumbawa. Karena Islam mengajarkan untuk tidak membenci penganut agama lain. Sehingga Kita harus merajut kebersamaan demi kemajuan Samawa kedepan,” ujarnya.

Mewakili Kapores Sumbawa, Akp. Djoko RS Gatot, Kasat Binmas Polres Sumbawa dengan materi peran Kepolisian Dalam Menjaga Kondusifitas Daerah mengatakan, tugas pokok kepolisian yakni untuk mengayomi, melindungi masyarakat, dan menjaga kondusifitas daerah. Dan didalam menjalankan peran tersebut, termasuk melakukan pengamanan pada saat terjadi aksi demonstrasi, agar tetap berada pada koridor hukum.

Ditegaskan, pada zaman reformasi sekarang ini, kaum melinmelial musti selalu berada dalam koridor hukum. Sebab, kaum milenial memiliki tanggungjawab untuk meneruskan pembangunan bangsa, sehingga musti menjadi contoh dan tauladan bagi masyarakat.

“Misalnya berkendara saja, menggunakan standard yang jelas, hingga bertoleransi terhadap sesama pengguna jalan. Dan didalam Al-Qur`an juga dijelaskan, bahwa manusia diciptakan berbeda-beda, sehingga Kita tetap musti menjaga toleransi antar sesame,” katanya.

Masih ditempat yang sama, Ubaidullah, Dosen UNSA dengan tema Pentingnya Menjaga Kebhinekaan Sebagai Akademisi mengatakan, Indonesia menjadi bangsa besar dan kuat karena karena yang kemajemukan masyarakat, baik dari suku, agama, bahasa dan budaya. “Sehingga Kita sebagai warga negara yang baik harus menjaga Kebhinekaan Indonesia, agar lahir kebahagiaan ditengah keberagaman,” katanya.

Diungkapkan, beregaman bahkan telah terjadi sejak zaman Nabi Adam As. Sehingga musti diterima untuk dijaga, dirawat Dan dirajut, agar Indonesia dapat berkompetisi di kancah international.

Selain itu, pendidi bangsa telah merumuskan untuk mengakomodir kemajemukan beragama melalui sila pertama Pancasila. “Sehingga Kita tidak boleh memberikan stigma negatif kepada agama lain. Dan Kita musti jarus tetap menjaga toleransi, Dan Kebhinekaan adalah Hal yang tidak mungkin Kita abaikan saat ini. Sehingga Kita harus mampu memaknai issue yang berkembang di media sosial, agar Kita mampu menjaga kedamaian dan ketenteraman,” ujarnya. (MS/MU)

Komentar