Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa, tercatat 20 kasus Covid-19 terkonfirmasi positif. Dari jumlah tersebut, satu sampel telah dikirimkan untuk pemeriksaan laboratorium karena terindikasi omicron.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dikes Sumbawa – H. Sarip Hidayat, S.Km., M.Ph kepada wartawan membenarkan hal tersebut. Dikatakan, dari 20 kasus yang ada, terdapat satu sampel terindikasi varian omicron. Hal ini berdasarkan pemeriksaan PCR, diketahui CT Value-nya rendah dibawah 25. Sehingga untuk memastikan hal tersebut, sampelnya sudah dikirim ke rumah sakit provinsi di Mataram yang selanjutnya dikirim ke Balitbangkes untuk pemeriksaan laboratorium. “Sudah dikirim sampelnya ke rumah sakit provinsi untuk dicek jenis variannya di Balitbangkes. Mudah-mudahan saja bukan omicron,” ujarnya, Kamis (10/2).
Disebutkannya, dari 20 orang pasien covid dimaksud, 9 dirawat di ruang isolasi rumah sakit dan selebihnya menjalani isolasi mandiri. Terhadap yang dirawat di rumah sakit didominasi gejala ringan dan diketahui sudah melaksanakan vaksinasi. Kemudian ada juga pasien bergejala sedang dan informasinya belum melakukan vaksin. Sebagian besar yang terpapar tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan. “Jadi, ada yang pelaku perjalanan, tapi sebagian besar itu bukan pelaku perjalanan. Artinya sudah terjadi transmisi lokal,” jelasnya.
Sekarang ini, ungkapnya, Pemda Sumbawa tetap melakukan upaya antisipasi guna menekan penyebaran covid-19, termasuk terhadap varian omicron. Dalam hal ini sudah diterbitkannya Surat Edaran Bupati menindaklanjuti Inmendagri Nomor 7 tahun 2022 yang menetapkan Sumbawa masuk PPKM level 2. “Saat ini sudah ada keluar surat edaran Bupati terkait PPKM level 2. Itu kan acuan dari munculnya Inmendagri Nomor 7 tanggal 1 Februari, Sumbawa masuk kriteria level 2. Dalam edaran tersebut sudah ada diatur terkait pembatasan kegiatan, baik pembelajaran ataupun kegiatan esensial lainnya,” tandasnya.
Ditambahkan, selain itu pihaknya juga terus memperkuat ekselerasi vaksinasi supaya bisa terbentuknya herd imunity atau kekebalan kelompok. Kemudian mengoptimalkan penanganan 3T yakni pemeriksaan dini (Testing), pelacakan (Tracing) dan perawatan (Treatment). (msr)
Komentar