Sumbawa Besar, MediaSumbawa.com – Memasuki musim kemarau, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sumbawa mensiagakan pasukan dan sarana prasarana. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Demikian disampaikan Kepala Dinas Damkar Sumbawa – Tata Kostara kepada wartawan, Kamis (5/8).
“Kalau dari segi sarana prasarana tetap siap siaga 24 jam dengan 4 pos yang ada di Kabupaten Sumbawa,” ungkapnya.
Namun diakuinya, untuk menangani Karhutla di Sumbawa, pihaknya cukup kesulitan. Ini dikarenakan luas wilayah tidak sebanding dengan sumber daya yang ada, termasuk sejumlah akes jalan yang cukup sulit untuk dijangkau.
“Tapi melihat luasnya wilayah Kabupaten Sumbawa tentunya akan kesulitan kami dalam menangani apabila terjadi kebakaran lahan. Terutama di lahan yang sulit terjangkau atau tidak ada akses jalan ke sana. Ini akan menyulitkan,” ungkapnya.
“Tahun ini ada kemarin di sekitar wilayah Sering pernah terjadi ke arah Pelat. Itu tidak bisa terjangkau oleh armada kita. Sehingga kita mengantisipasi apabila dia mendekati pemukiman baru kita bisa tangani. Karena akses ke dalam sana juga tidak bisa kita jangkau dan selang yang ada juga tidak cukup panjang untuk sampai ke titik apinya,” tambahnya.
Disebutkannya, sejauh ini data kebakaran lahan hingga 4 Agustus 2021 sebanyak 14 kejadian. Tersebar di Kecamatan Sumbawa 3 kejadian, Kecamatan Labuhan Badas 1 kejadian, Kecamatan Unter Iwes 2 kejadian, Kecamatan Moyo Utara 2 kejadian, Kecamatan Lopok 3 kejadian, Kecamatan Plampang 1 kejadian, Kecamatan Lenangguar 1 kejadian, dan Kecamatan Utan 1 kejadian. Sementara berdasarkan informasi dari perkiraan BMKG sendiri, puncak musim kemarau ini akan berlangsung di bulan Agustus ini. Itu akan berdampak kepada rentannya potensi lahan terbakar.
“Kalau kita melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya, terutama menghadapi musim hujan, akan berpotensi sangat besar terjadi pembakaran lahan ini. Saya perkirakan paling sekitar Oktober sudah mulai persiapan lahan para petani,” terangnya.
Untuk itu, pihaknya berharap kepada masyarakat lebih bijak untuk tidak membakar sampah atau limbah pertanian dalam persiapan musim tanam.
“Memang kebanyakan sekarang pertama pembakaran sampah yang menyebabkan terbakarnya sekeliling. Berdampak terhadap lahan. Meskipun juga ada beberapa tempat yang memang sengaja dibakar, pembakaran lahan ini juga berdampak luas. Seperti kemarin di Samota. Kalau bisa lebih bijak dalam melakukan kegiatan itu. Sampah jangan dibiarkan menumpuk baru dibakar. Dan limbahnya dipisahkan, jangan terlalu banyak yang dibakar sehingga apinya nanti sulit dikendalikan,” jelasnya. (Msr/****)
Komentar