Peyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Putri Di Desa Songkar

Opini468 views

Penulis: Uyunun Nudhira, S.Tr.Keb., M.K.M.

Institusi: STIKES Griya Husada Sumbawa

Organisasi kesehatan dunia menjelaskan remaja merupakan kelompok usia antara 10 sampai 19 tahun. Prevalensi remaja di dunia berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Ciri perkembangan remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun) dan masa remaja akhir (16-19 tahun) masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis (WHO,2015).

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) masalah yang menonjol di kalangan remaja adalah permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta NAPZA), rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi akan berpengaruh terhadap sikap yang akan dilakukan oleh remaja berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja. Dampak bila tidak diberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja lebih mudah melakukan perilaku seksual yang berisiko (Setiowati, 2017). Perilaku yang tidak sehat pada remaja akan menimbulkan masalah kesehatan reproduksi seperti, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, dan IMS (Syatawati, 2017).

Penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja sering dianggap sebagai pendidikan seks dan masih dianggap tabu di kultural masyarakat Indonesia. Bahkan lembaga pendidikan formal setingkat sekolah menengah masih ragu untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan reproduksi pada siswanya. Sementara itu, masa remaja adalah fase rentang waktu terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikologis, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi remaja dan merupakan fase keemasan.

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dengan perizinan ke pihak desa, mendata jumlah remaja, menghubungi kader posyandu remaja dan mengumpulkan remaja yang dibagi dalam beberapa tahapan sesuai dengan waktu yang dimiliki remaja dan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta menjaga jarak karena pelaksanaan dilakukan saat adanya pandemi covid 19.

Pengabdian kepada masyarakat bertema penyuluhan kesehatan reproduksi remaja ini dilaksanakan di desa Songkar sebagai salah satu desa binaan STIKES Griya Husada Sumbawa. Remaja di desa Songkar sebagian besar belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis 23-24 Juni 2021 dengan diikuti 20 peserta. Proses pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk penyuluhan kolektif, dengan menggunakan metode yang disosialisasikan yaitu konferensi dan diskusi bersama. Pengabdian masyarakat ini melibatkan dosen dan mahasiswa. Tahap pelaksanaan layanan ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, pembagian leaflet kepada remaja, serta tanya jawab dan diskusi terkait permasalahan yang dihadapi remaja.

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat mencegah masalah kesehatan reproduksi dan prilaku berisiko yang ditimbulkan. Kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja putri di desa Songkar dimulai dengan menjelaskan tentang anatomi organ reproduksi, cara perawatan, manfaat menjaga kesehatan reproduksi pada remaja serta perilaku berisiko yang dapat dilakukan remaja terkait kesehatan reproduksi.

16270271707391627027170933

Gambar 1. Dokumentasi Proses Kegiatan Penyuluhan

Berdasarkan hasil evaluasi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan melalui pertanyaan singkat menunjukkan pengetahuan awal (pre test) pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi berada pada kategori baik sebanyak 3 responden (15%), Cukup sebanyak 13 responden (65%), dan kurang yaitu sebanyak 7 responden (35%). Setelah dilakukan kegiatan pengabdian pengetahuan remaja mengalami peningkatan yang signifikan yaitu kategori baik sebanyak 10 responden (50%), kategori cukup sebanyak 8 responden (40%) dan kategori kurang 2 responden (10%). Sebagian besar remaja telah mengetahui tentang kesehatan reproduksi dengan baik.

Kesimpulan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan remaja setelah kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi. Pelaksanaan kegiatan ini memberikan pengaruh positif pada remaja mereka jadi lebih memahami kesehatan reproduksi serta berbagai permasalahannya. Pelaksanaan penyuluhan mendapatkan respon yang baik dan remaja aktif bertanya terkait permasalahan kesehatan reproduksi yang dialami. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan remaja dapat lebih memahami kesehatan reproduksinya dan mampu memfilter pergaulan bebas akibat kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini.(***)

 

Komentar