Politik Payung Gubernur NTB

Opini369 views

PAYUNG oleh mayoritas masyarakat Sumbawa lebih lazim digunakan sebagai alat pelindung diri dari hujan agar tubuh dan kepala tidak basah kuyup, itulah lazimnya fungsi sebuah payung. Meski dikota besar banyak juga yang memfungsikan payung sebagai penangkal terik matahari. Namun itu jarang kita jumpai di tana Samawa.

Bahkan dalam tembang dangdut lawas ‘memory daun pisang’ yang dinyanyiakan duet Solid AG/Ine Sintya masih tergiang ditelinga kita sebagai pencinta dangdut rakyat. Memory daun pisang di malam minggu mampu mengikat dua insan manusia dalam bait bait lagunya untuk saling setia.

Nah…entah apa yang dibicarakan Gubernur NTB DR. Zulkieflimanyah dan Bupati Sumbawa HM. Husni Jibril, B.Sc, namun keduanya keliatan begitu mesra, bagaikan mengikat janji untuk saling setia, berujar tentang komitment untuk mengikat sebuah jalinan kasih untuk saling menerima dan memberi. Itu terlihat seorang Gubernur memayungi seorang Bupati dengan ikhlas dan senyum tanpa terbebani dengan apapun dan Bupati bagaikan seorang Kakak yang tanpa protes menerima payung sang Adik.

Berada dalam satu panggung antara Gubernur dan Bupati mungkin sudah sering kita lihat pada moment –moment seremonial resmi pemerintahan. Namun payung Gubernur saat gerimis hujan, seakan menjawab kegundahan kondisi politik tana samawa yang mempertentangkan antara Bupati dan Gubernur. Antara Bupati dengan PDIP-nya dan Gubernur dengan PKS-nya.

Banyak cara dan gaya komunikasi politik yang coba dipertontonkan oleh para pemimpin kita. Jika presiden kita Joko Widodo melakukannya dengan politik meja makan untuk mencairkan ketegangan politik. Kali ini Gubernur NTB DR. Zulkieflimansyah dengan politik payungnya meredam ketegangan politik di tana samawa. Pertanyaannya akankah PKS berduet dengan PDIP dalam konteks mengusung Husni sebagai Bupati dan Dewi Novianya sebagai Calon Wakil Bupati. Bisa iya bisa juga tidak. Namun isyarat senyum Bupati Sumbawa seakan mengiiyakan keinginan DPD PDIP NTB untuk menyandingkan keduanya dalam payung Pilkada, untuk kemudian memuluskan rekomendasi DPP PDIP yang sampai saat ini masih menunggu coretan dan stempel Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekanrno Putri. Semoga obrolan keduanya di  bawah payung politik mengarah kepada pilkada Sumbawa.

Muncul juga keraguan ketika pemberitaan minggu kemarin PKS menarik diri dari PDIP. Namun kami melihat itu strategy meredahkan ketegangan yang hampir mencapai klimaks. Atau bisa jadi strategy PKS untuk emgawinkan Novy dengan pasangan lain yang sebelumnya santer dipasangkan dengan Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah yang juga mengantongi KTA PDIP. Meski tidak mudah juga bagi DPC dan DPD PDIP untuk menyakinkan DPP PDIP sehingga prosesnya masih tarik ulur hingga saat ini. PKS melihat cela lain, untuk membentuk jalin asmara baru dengan Bupati Sumbawa dengan mencoba memasang kembali Husni Novy..toh juga keputusannya tergantung DPP PDIP, Ibu Megawati.

Demi kemaslahatan, demi Samawa senap semu nyaman nyawe bagi tau dan Tana Samawa, Payung Politik Gubernur NTB mengiiyakan koalisi PDIP – PKS di Sumbawa. Menarik kita tunggu perkembangannya.. apa isi bisikan pak Gubernur dan Pak Bupati Sumbawa. (Redaksi)   

Komentar