Lestarikan Bahasa Daerah, Digelar Lomba Seni Museum

Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Dalam upaya melestarikan bahasa Sumbawa. Pemda Sumbawa menggelar Lomba seni Museum bertajuk  “Revitalisasi Bahasa Daerah, Festival Tunas Bahasa Ibu Tahun 2022”. Kegiatan berlangsung di Gedung Kesenian Taman Kerato, mulai 24 hingga 27 Oktober mendatang.

Ketua Panitia Pelaksana – Ikhsan Safitri mengungkapkan, lomba diikuti dari peserta diseluruh Kecamatan. Ada beberapa mata lomba yang dipertandingkan seperti, sakeco, rabalas lawas, batuter, pidato bahasa samawa, membaca dan menulia satera jontal, serta lainnya. “Kegiatan ini merupakan muara dari rangkaian kegiatan yang beberapa waktu lalu dilaksanakan secara berjenjang. Tujuannya implementasi merdeka belajar, terutama revitalisasi bahasa daerah yang dilaunching oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada Februari tahun 2022,” terang Doktor Chan – sapaan akrab Kadis Dikbud Sumbawa ini.

Sementara, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB – Puji Retno Hardiningtyas mengapresiasi Kabupaten Sumbawa atas terselenggaranya lomba seni museum ini. Menurutnya, revitalisasi bahasa daerah sangat penting dalam menunjang bahasa dan sastra. Program revitalisai bahasa daerah merupakan implementasi kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim, yaitu Merdeka Belajar, pada episode 17 yang bertajuk bahasa daerah.

Diungkapkan, di Indonesia terdapat 718 bahasa daerah yang kondisinya terancam punah. Itu tersebar di 12 provinsi di Indonesia, salah satunya NTB, yang sudah melaksanakan lomba bahasa daerah. Provinsi NTB hanya fokus ke-3  bahasa daerah, yaitu bahasa Sasak, Samawa, Mbojo. Serta, upaya perlindungan bahasa daerah menjadi target utama sampai tahun 2024.

Wakil Bupati Sumbawa – Hj Dewi Noviany, saat membuka lomba tersebut mengatakan, bahasa daerah merupakan bahasa ibu yang harus dilestarikan, disamping bahasa nasional. “Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada jajaran Dikbud Kabupaten Sumbawa dan segenap panitia penyelenggara yang dengan penuh kesadaran dan kecintaan akan warisan budaya Tau Samawa, telah menggagas dan menyelenggarakan kegiatan lomba ini,” tuturnya.

Disampaikan, dengan kemajuan teknologi dan zaman, budaya Tau Samawa mulai terlupakan. Ditambah lagi saat ini para orang tua sangat bangga ketika anaknya pasih dalam berbahasa Indonesia dan bahasa asing, tanpa disadari bahwa bahasa daerah jauh lebih penting dari kedua bahasa itu, karena bahasa daerah merupakan salah satu identitas budaya berharga dari diri sendiri. “Bertepatan dengan dilaksanakannya Musakara Rea, pada 28-30 Oktober 2022 ini, semoga Perda NTB Nomor 5 Tahun 2020 bisa kita kuatkan lagi, dan mulai hari ini sabtu budaya 75 persen harus mulai kita gunakan didalam mendidik dan mengajar anak-anak kita, serta semoga lomba ini berjalan dengan lancar dan para pemenang hasil lomba ini bisa membawa Sumbawa sampai ke jenjang Nasional bahkan International,” pungkasnya. (msg)

Komentar