Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Kabupaten Sumbawa merupakan daerah yang memiliki potensi ternak yang cukup tinggi. Bahkan hingga saat ini masih aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Meski demikian otoritas veteriner setempat telah disiagakan dalam mengantisipasi merebaknya PMK disejumlah daerah di Indonesia.
“Petugas otoritas veteriner, tenaga medik dan KUPT peternakan sudah kami siagakan. Kami tegaskan, harus on 24 jam guna deteksi dini dan menyerap informasi gejala gejala PMK diternak milik masyarakat,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sumbawa – H Junaidi kepada wartawan, Rabu (11/5).
Dijelaskan, kondisi siap siaga itu diambil setelah ternak disejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur dan Aceh terjangkit penyakit yang mematikan pada ternak tersebut. “Dari zoom meeting dengan Dirjen Kesehatan Hewan, ada 4 kabupaten di Jatim dan 1 daerah di Aceh terjangkit PMK. Tadi pagi kami dapat informasi kalau Pulau Lombok juga sudah terjangkit,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Kabid Kesehatan Hewan – drh Rini Handayani menambahkan, untuk kasus PMK di Pulau Lombok masih menunggu validasi dari laboratorium kedua. “Ada 60 sampel yang dikirim ke dua laboratorium. Kita masih menunggu hasil dari lab yang di Bogor. Jadi harus ada dua hasil lab,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, PMK tidak bersifat zoonosis– menular ke manusia. Namun tingkat penularan penyakit ini ke ternak terutama ternak yang berkuku genap sapi, kerbau, kambing domba dan babi sangat tinggi. Mencapai 90 sampai 100 persen dengan tingkat kesakitan pada hewan ternak sangat tinggi. “Kalau dagingnya dikonsumsi masih lantaran virusnya mati pada suhu 50 sampai 60 derajat celsius,” sebut Rini.
Sebelumnya, Presiden Indonesia, Jokowi memberi perhatian serius terhadap terjangkit PMK disejumlah daerah. Bahkan ia menginstruksikan jajarannya untuk menghentikan keluar masuk ternak dari daerah terjangkit agar PMK tak meluas. (msg)
Komentar