Survey MY Institute, Mo-Novi Unggul Atas 4 Paslon

Sumbawa, mediasumbawa.com,- Lembaga survey MY Instute kembali merilis hasil survey yang dilakukannya untuk Pilkada Sumbawa 2020. Dimana Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah-Dewi Noviany M.Pd (Mo-Novi), memiliki elektabilitas tertinggi dari paslon lainnya.

Berdasarkan pemaparan Peneliti MY Institute, Yadi Satriadi S.Ikom kepada wartawan Jum’at (4/12), elektabilitas Mo-Novi mencapai angka 29,3 persen, kemudian disusul pasangan Talif-Sudir 20,5 persen, Husni-Ikhsan 13,6 persen, Nur-Salam 13,6 persen dan Jarot-Mukhlis 13,3 persen. Sedangkan untuk rahasia/belum menentukan sikap/tidak mau menjawab sebanyak 9,7 persen.

“Dari data ini juga kita bisa mengetahui bahwa antara pasangan Mo-Novi dengan pasangan Talif-Sudir memiliki selisih 8,8 persen. Kemudian antara Talif-Sudir dengan Husni-Ikhsan, Nur-Salam dan Jarot-Mukhlis itu sekitar 6,9 persen. Dan di sini kita megetahui bahwa pasangan Mo-Novi dengan pasangan Husni-Ikhsan, Nur-Salam dan Jarot-Mukhlis itu selisih 15,7 persen,” ungkapnya yang didampingi Ketua Pelaksana Survey dan Peneliti Olat Maras Institute.

Dijelaskannya, dalam metode yang dilakukan tersebut terdapat Margin of Eror atau tingkat kesalahan 2,6 persen. Sehingga untuk pasangan Mo-Novi berada diluar dari Margin of Eror dengan keempat paslon lainnya. Demikian pula dengan pasangan Talif-Sudir diluar Margin of Eror dengan pasangan Husni-Ikhsan, Nur-Salam dan Jarot-Mukhlis.

“Jika melihat angka ini kita juga dapat menarik kesimpulan antara pasangan Mo-Novi dan Talif-Sudir ini memiliki seleisih 8,8 persen. Artinya tadi ini diluar dari Margin of Eror yang kita gunakan yaitu 2,6 persen. Artinya Mo-Novi ini dari angka 29,3 bisa turun 2,6 persen bisa plus 2,6 persen. Begitu juga dengan keempat pasangan lainnya,” terangnya.

Sedangkan untuk tiga paslon yaitu Husni-Ikhsan, Nur-Salam dan Jarot-Mukhlis berada dalam lingkup Margin of Eror. Sehingga pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan untuk posisi kettiga, empat dan lima.

“Yang menariknya di sini, ada 3 pasangan yang angkanya kisaran 13,6 persen yaitu Husni-Ikhsan dan Nur-Salam dan pasangan Jarot-Mukhlis 13,3 persen. Di sini kita belum bisa menarik kesimpulan karena sekali lagi kita memiliki Margin of Eror dan semua itu bisa bertamabah 2,6 persen dan berkurang 2,6 persen masih dalam selisih Margin of Eror seperti itu,” tambahnya.

Dikatakannya, dari populasi jumlah objek yang diperoleh dari DPT KPU Sumbawa sekitar 337.145 ribu pemilih, sampel yang didapatkan berdasarkan formula yakni sebanyak 1.200 sampel.

“Sehingga dari 1200 ini, bagaimana kita cara menentukannya. Jadi ada bertahap dia, tehnik mengeliminasi sampel secara berharap. Kita sudah menentukan sampel 1200 dan di Sumbawa ini ada 24 kecamatan, kita membaginya secara proforsional. Tidak kita bagi rata, artinya nanti kecamatan yang memiliki persentasi pemilih yang banyak otomatis memiliki sampel yang lebih banyak. Begitu juga nanti kita turunkan ke tingkat desa yang dibagi secara proforsional,” jelasnya.

Sebelumnya Ketua Pelaksana Survey – Miftahul Arzak S.Kom menyampaikan, penelitian oleh My Instute dilakukan bersama Olat Maras Institute (OMI).

“Kenapa pada akhirnya kami bergabung atau bersama-sama melakukan penelitian. Pertama karena ini adalah survey terakhir, karena mempertaruhkan nama baik lembaga kami, kami memerlukan analisator yang kompeten dari teman-teman OMI yang memenangkan Pilgub dan rekan-rekan metodologi yang kuat dari My Institute itu alasan kami. Alasan kedua, karena ini survey terakhir dari kami dan mendekati  Pilkada, tentunya akan banyak data yang kami siapkan untuk analisa yang cukup mendalam. Karena kami analisanya dua sampai tiga kali, sehingga kami menggabung dua lembaga ini untuk melakukan survey,” ungkapnya.

Dikatakan, pihaknya melaksanakan survey dari tanggal 16 sampai 26 November. Kemudian baru dirilis pada 4 Desember 2020, karena pihaknya harus menganalisa hasil penelitian lebih dahulu. Juga karena pihaknya ada aktivitas di Mataram beberapa waktu lalu 

“Kenapa baru hari ini dirilis tanggal 4 Desember. Yang pertama adalah karena tepat tanggal 26 november itu survey selesai dilaksankan, kami dua lembaga ini melakukan analisa dengan OMI sekitar 2 sampai 3 hari melakukan analisa. Sehingga tanggal 28 atau 29 itu baru selesai. Tanggal 29 saya harus berada di Mataram, karena tim kami juga menjadi konsultan dari salah satu tim survey di Lombok Tengah sampai debat selesai. Debat dilaksanakan tanggal 30 November di Lombok Tengah, baru kami pulang tanggal 2 dan tanggal 3 kami persiapan untuk merilis,” tandasnya.

Ditegaskan, hasil penelitian ini penting dirilis karena sebagai bentuk tanggung jawab akademis dan sosial. Karena pihaknya melakukan survey secara metodologis dan sama halnya seperti yang dilakukan pada survey di Pilgub NTB 2018 dan Pileg 2019 lalu.

“Apakah ketika kami merilis ini kurang lebih satu minggu jelang 26 november ini adalah problem. Dalam ilmu survey perubahan sikap pemilih itu kurang lebih dua minggu sampai 1 bulan. Ketika Pilgub dulu 2018, kami merilis dua minggu sebelum Pilkada dan hasilnya beda 0,5 persen. Sehingga hal ini masih sangat valid untuk disampaikan,” pungkasnya(msr)

Komentar