Lantung dan Lenangguar Masuk Zona Baru Kekeringan

SUMBAWA BESAR, Media Sumbawa

Tercatat dari 17 kecamatan yang mengalami kekeringan dan mendapat penyaluran air bersih saat ini, Kecamatan Lenangguar dan Kecamatan Lantung, merupakan daerah yang tercatat mengalami kesulitan air bersih tahun ini. Sedangkan kecamatan lainnya, merupakan daerah-daerah yang setiap tahun selalu mendapatkan distribusi air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaen Sumbawa.

“Dari 17 kecamatan daerah kekeringan, itu bertambah dan berpotensi menjadi langganan tahunan. Daerah baru yang termasuk kekurangan air tahun ini yakni Kecamatan Lenangguar dan Kecamatan Lantung. Sebelumnya dua kecamatan itu tidak pernah masuk dalam kekurangan air bersih, karena daerah itu kan daerah hutan, daerah mata air,” kata Muhammad Nur Hidyat, Kepala Bidang Kedaruratan Dan Logistik, BPBD Kabupaten Sumbawa, di ruang kerjanya Kamis (24/10).

Diungkapkan, saat ini BPBD Kabupaten Sumbawa telah menyalurkan sekitar 1.245 tanki air bersih ke 17 kecamatan, yang terbagi dalam zona barat, tengah dan zona timur. Zona barat, daerah terparah berada di Kecamatan Alas dan Alas Barat. Zona tengah terparah di Kecamatan Moyo Hulu, Moyo Hilir dan Kecamatan Moyo Utara. Sedangkan Zona Timur, di Kecamatan Lopok, Lape dan Kecamatan Maronge.

Dikatakan, 1.245 tanki air bersih tersebut terdiri dari 1.000 tanki dari anggaran APBD Sumbawa, dan bantuan dari provinsi 245 tanki. “Saya ajukan proposal ke provinsi, saya dapat bantuan Rp 110-an juta. Kita bagi kepada tiga wilayah. Karena wilayah bagian barat yang banyak butuh air bersih, dari buer ke alas barat. Disana sudah jalan 150 tangki meski kontraknya itu 125 tangki. Bagian timur, sudah 100 tangki sampai tadi pagi, dari kontrak Cuma 80 tangki. Kelebihan itu, kita mohon keikhlasan dari yang menyalurkan. Tengah ini, sekitar 30-an tangki, masih berjalan sekitar belasan,” jelasnya.

Ditegaskan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat hingga akhir November mendatang, diperkirakan membutuhkan sekitar 4 juta 500 ribu liter air bersih, atau lebih dari 1.000 tanki. “Seharusnya itu sampai akhir bulan depan. Kita 17 kecamatan yang mengalami kekeringan, ya habis itu. Misalnya sekarang berangkat ke moyo hulu, pembagian air bersih di konstrasikan di satu tutuk dalam satu desa sehingga tidak per rumah, karena lama itu. Selesai itu, ambil lagi, balik lagi,” ujarnya. (MS/MU)

Komentar