Kualitas Air Sungai di Sumbawa Akan Dipantau Secara Online

Sumbawa Besar, Media Sumbawa
Pemkab Sumbawa melalui Dinas Lingkungan Hidup (LH) akan memasang alat pemantau kualitas air melalui sistem online monitoring (Onlimo) tahun 2021 ini. Pengadaan alat tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik penugasan Bidang Lingkungan Hidup, dan rencananya dipasang di salah satu titik sungai.
Kepala Dinas LH Kabupaten Sumbawa – Abdul Haris, S.Sos didampingi Kasi Pemantauan Lingkungan Hidup, Wahyu Ekawati membenarkan hal tersebut. Dikatakan, alat pemantauan kualitas air secara online ini akan dipasang di titik tertentu sungai secara permanen. Alat itu nantinya bisa membaca 13 parameter indeks kualitas air, diantaranya  PH, BOD, COD, kedalaman, suhu dan lainnya.  “Jadi Alat itu dipasang permanen di titik tertentu sungai. Nanti bisa langsung dipantau. Rencana dua titik pemantauan di Dinas LH sama langsung di Kementerian. Jadi  alat itu connect. Setiap saat dan setiap waktu bisa dipantau kualitas airnya. Tidak perlu kita ambil airnya baru kita periksa di lab. Otomatis terbaca melalui alat itu,” ungkapnya kepada wartawan.
Alat ini, jelasnya, sesuai penentuan koordinat oleh Kementerian rencananya di pasang di Desa Pungkit Kecamatan Moyo Utara. Karena di koordinat tersebut melihat prioritas DAS Moyo.  Tetapi untuk DAS Moyo, sudah ada alat milik provinsi di Bage Tango yang merupakan satu aliran sungai. Sehingga pihaknya ingin mengajukan relokasi lokasi kepada Kementerian LHK ke wilayah lain untuk memantau kualitas air PDAM. “Untuk Sumbawa situasi kayak gini belum ada untuk kepentingan PDAM. Sebenarnya PDAM perlu sekali untuk memantau kualitas airnya. Makanya kita mengajukan relokasi lokasi sama Kementerian LHK,” terangnya.  
Saat ini, lanjutnya untuk paket pengadaan alat pemantauan kualitas air secara online ini sudah dilakukan tender cepat. Bahkan sudah ditentukan pemenang. Nantinya dengan alat ini diharapkan kualitas air bisa terpantau setiap saat. Sehingga bisa menentukan tindakan  intervensi untuk perbaikan ke depan. Tentunya untuk perbaikan tersebut, dilakukan lintas sektor. “Harapannya bisa terpantau kualitas air kita setiap saat. Jadi kita akan mengetahui tindakan apa yang kita intervensi untuk perbaikannya ke depan. Jadi kita mau lihat tingkat pencemarannya, masuk tingkat pencemaran apa. Kalau masih bisa diintervesi dan diperbaiki, kita intervensi. Tentunya tidak bisa LH sendiri, tetapi multi sektor,” pungkasnya. (msr)

Komentar