Gelar Ratas, Bupati Sumbawa Bahas Kelangkaan Pupuk

Pemerintahan3,109 views

Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Menyikapi keluhan masyarakat petani terkait kelangkaan pupuk. Bupati Sumbawa – H Mahmud Abdullah langsung menggelar rapat terbatas bersama Sekda dan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa pada Senin (10/1) di Ruang Rapat H. Hasan Usman Lantai I Kantor Bupati Sumbawa.

Dalam kesempatan itu, Sekda Sumbawa – H Hasan Basri mengatakan, memasuki musim tanam, masyarakat biasanya sudah mulai menanam padi dan jagung di akhir bulan Desember maupun awal bulan Januari. Namun untuk saat ini, masyarakat sudah mulai menanam jagung pada bulan November dan awal Desember lalu. Sehingga hal tersebut yang menjadikan kebutuhan pupuk menjadi semakin tinggi.

Untuk itu, melalui rapat ini Sekda ingin mengetahui seperti apa kebutuhan pupuk petani pada musim tanam pertama dan berapa jumlah pupuk yang tersedia. Karena menurut Sekda, seperti pengalaman tahun lalu, jumlah kebutuhan pupuk dalam e-RDKK 95 ribu ton, tetapi yang tersedia hanya 14 ribu ton. ‘’Lain ceritanya ketika ketersediaannya banyak, tetapi distribusinya yang kurang baik, mungkin kita bisa melakukan pengawasan agar distribusi menjadi lancar dan kebutuhan masyarakat terpenuhi,’’ tuturnya.

Sementara Kadis Pertanian Sumbawa – Ni Wayan Rusmayani menjelaskan, meningkatnya kebutuhan pupuk disebabkan musim tanam yang maju, diakibatkan musim penghujan lebih awal. Dimana pada awal, pertengahan bahkan akhir November curah hujan di beberapa wilayah yang cukup deras, sehingga petani sudah mulai melakukan penanaman. ‘’Sehingga pada saat itu di mana-mana kita mendengar bahwa pupuk itu sangat langka dan kurang. Hal ini disebabkan karena memang ketersediaan pupuk itu adanya per satu Januari 2022. Namun karena majunya musim tanam, sehingga peluang petani untuk melakukan pemupukan itu sangat tipis sekali ketersediaannya di tingkat pengecer,’’ terangnya.

Menyikapi hal tersebut, Haji Mo – sapaan akrab Bupati Sumbawa mengajak Dinas terkait untuk melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik kepada para petani. Ini dinilai merupakan salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan di lapangan. Selain itu, dengan dilaksanakannya sosialisasi penggunaan pupuk organik, diharapkan dapat merubah mindset masyarakat agar tidak ketergantungan menggunakan pupuk urea maupun NPK. ‘’Insya Allah kalau anggaran kita mencukupi, kita ganti saja ke pupuk organik, kita coba rencanakan pada APBD Perubahan. Mungkin itu salah satu langkah kita ke depan. Kalau mau begini saja masalah tetap ada di lapangan. Coba kita rubah mindset masyarakat agar tidak selalu ketergantungan menggunakan pupuk urea maupun NPK,’’ demikian Bupati. (msg)

Komentar