SUMBAWA BESAR, mediasumbawa.com — Komitmen Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Nomor Urut Empat (4), H Mahmud Abdullah-Dewi Noviany (Mo-Novi) dalam menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak mendapat tanggapan positif dari salah satu tokoh pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Sumbawa.
Menurut Suten Sumarten selaku Tokoh Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sumbawa, hal itu perlu didukung. Terlebih dalam membangun keselarasan melalui perjanjian kerjasama atau MoU dengan aparat penegak hukum (APH) dan organisasi yang konsen dengan pemberdayaan perempuan dan anak.
“Langkah pertama bangun MoU dengan APH dan organisasi yang konsen dengan pemberdayaan perempuan dan anak,” kata Suten, Jum’at (30/10) di Sumbawa.
Selain membangun kesepahaman dengan APH dan organisasi terkait, kata Suten, juga pentingnya melakukan upaya preventif, edukasi, dan pelatihan kepada perempuan agar produktif, berdaya dan pemberian modal usaha.
Itu, sambungnya, sebagai upaya meredam tingkat kekerasan dan perkelahian anak anak. Harus diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
“Sala satu strategi yang paling bagus dan dianggap maksimal yakni berlakukan jam anak, lewat program magrib mengaji isya membaca,” ucapnya.
“Waktu magrib anak kembali kerumah masing-masing untuk mengaji dan beribadah, dan di waktu isya anak – anak belajar. Kalaupun mendesak harus keluar diwaktu tersebut anak anak hrs ditemani oleh orangtuanya atau anggota keluarga,” imbuh pendiri salah satu PAUD di wilayah Empang tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk mempertegas perlindungan itu, kedepan pasangan yang memiliki tagline “Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban” itu diharapkan dapat mendirikan bale mediasi secara kelembagaan.
“Mo-Novi harus mendirikan itu (Bale Mediasi). Karena bale mediasi itu adalah penyelesaian masalah tanpa harus lewat kepolisian dan pengadilan. Kedepankan asas kekeluargaan, musyawarah dan mufakat,” sarannya.
“Khususnya kalau ada persoalan perempuan dan anak, kasus dalam rumah tangga, perkelahian anak, itu bisa diselesaikan dulu di Bale Mediasi,” tambahnya lagi.
Lebih jauh, dia menyarankan dimana bale mediasi itu nantinya dapat melibatkan seperti pihak mediator, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lainnya. “Jadi itu dalam mengisi secara kelembagaan,” pungkasnya.
Sementara itu, Dewi Noviany-Cawabup Sumbawa yang dimintai tanggapannya terkait hal itu menyambut baik. Malah, ia menyatakan sangat setuju dengan masukan dan harapan tersebut.
“Tentu kami sangat setuju. Jadi bale mediasi itu kita tidak hanya ada di Kabupaten, tapi juga bisa sampai di Kecamatan dan di desa-desa,” ucapnya kepada media ini.
Perempuan yang dikenal ramah dan santun itu juga mengaku, bahwa disetiap langkah silaturahimnya diseluruh titik Kabupaten Sumbawa hingga saat ini, pihaknya selalu menyuarakan kepentingan kaum perempuan. Termasuk soal pemberdayaan perempuan ataupun terkait kekerasan pada perempuan dan anak.
“Saya selalu menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Karena kehadiran saya adalah mewakili kaum perempuan Sumbawa dan tentu menjadi prioritas. Termasuk soal bale mediasi itu juga sering saya sampaikan dalam setiap silaturahim saya kepada masyarakat Sumbawa,” ungkap Dewi Noviany.
“Khusus persoalan kekerasan pada perempuan dan anak itu, jadi memang perlu ada payung hukumnya. Dan Insya Allah, ini akan menjadi salah satu perhatian fokus kami,” tegasnya menambahkan.
Terakhir, tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Sumbawa. Dimana, menurut dia, setiap langkah silaturahimnya selalu disambut hangat. Tidak sedikit juga tetap memberikan masukan demi kebaikan bersama untuk kedepannya jika kelak dirinya dan Haji Mo’ mendapat mandat dari masyarakat untuk memimpin Sumbawa.
“Kami (Mo-Novi) juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang selama ini sudah luar biasa dalam penerimaan atau penyambutannya selama kami bersilaturahim. Insya Allah, mari kita satukan langkah bergandengan tangan mewujudkan Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban,” demikian Dewi Noviany. (msx)
Komentar