Smelter Adalah Wujud Nyata Komitmen AMMAN Dalam Mengembangkan Industri Pertambangan

Ekonomi578 views

Sumbawa, mediasumbawa.com – Sejak diresmikan Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo, 23 September 2024, fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT. Amman Mineral International Tbk (AMMAN) di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peresmian tersebut sebagai salah satu tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk menciptakan hilirisasi dan memperkuat ketahanan industri nasional.

Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (23 September 2024), saat meresmikan fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT. Amman Mineral International Tbk (AMMAN) di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi yang tinggi atas komitmen AMMAN dalam menyelesaikan proyek smelter tembaga sesuai rencana. ’’Saya sangat mengapresiasi keberanian dan niat baik AMMAN dalam menyelesaikan pembangunan smelter ini. Diresmikannya smelter AMMAN ini menandai Indonesia memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga, dan menyongsong Indonesia menjadi negara industri maju dengan mengelola sumber daya alamnya sendiri,’’ ujarnya.

Sementara itu, Presiden Komisaris PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Hilmi Panigoro, menyampaikan dibangunnya smelter pemurnian tembaga dan logam mulia, yang merupakan proyek strategis nasional, adalah wujud nyata komitmen AMMAN dalam mengembangkan industri pertambangan di Indonesia.

” Dalam kurun waktu 14 bulan, kami berhasil menyelesaikan konstruksi mega proyek  smelter tembaga, lengkap dengan fasilitas pendukungnya, sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Pembangunan fisik mega proyek ini merupakan salah satu yang tercepat di dunia untuk skala proyek serupa. Untuk capaian itu, saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah, karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat yang terlibat dan memberikan dukungan yang luar biasa,’’ ujar Hilmi.

’’ Kami berharap dengan beroperasinya proyek smelter ini, posisi Indonesia di rantai pasok global tembaga akan semakin kuat dan mampu mendukung upaya pemerintah untuk mendorong dan menjaga resiliensi ekonomi dalam negeri melalui sektor pertambangan,’’ imbuhnya.

Operasional Smelter

Menurut Vice President Corporate Communication AMMAN, Kartika Octaviana, saat ini Smelter AMMAN berada dalam tahap komisioning dan proses peningkatan produksi secara bertahap. Kapasitas produksi dinaikkan secara perlahan dengan tujuan untuk mengevaluasi masalah teknis, penyetelan parameter, dan perbaikan kualitas hingga mencapai produksi yang stabil.

Pada paruh pertama 2025, smelter tembaga AMMAN memproduksi 19.805 ton katoda tembaga. Angka ini meningkat dari 635 ton di kuartal pertama menjadi 19.170 ton di kuartal kedua. Namun dalam proses peningkatan produksi, smelter kami mengalami berbagai kendala teknis, sehingga belum dapat mencapai produksi penuh.

’’ Kami mengambil pendekatan konservatif dengan prioritas utama pada faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Oleh karena itu, seringkali kami harus menonaktifkan beberapa mesin dan peralatan untuk memperbaiki berbagai kendala teknis tersebut. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah mengenai berbagai kendala ini,’’ terangnya.

Untuk mencapai target utama,  smelter AMMAN telah menyerap lebih dari 8.000 tenaga kerja selama fase konstruksi dan komisioning. Namun, saat memasuki fase operasi, kebutuhan tenaga kerja akan menurun cukup signifikan, sekitar 1.000 tenaga kerja yang sebagian merupakan tenaga kerja terampil.

Target utama perusahaan dalam pengoperasian smelter ini adalah menjalankan operasional dengan tetap mengedepankan kualitas, keselamatan kerja, dan perlindungan lingkungan. Selain itu, perusahaan juga fokus pada efisiensi produksi untuk mengoptimalkan biaya dan hasil, serta menerapkan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Kepuasan pelanggan dan pemenuhan kebutuhan stakeholder menjadi prioritas utama, diiringi dengan komitmen pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar. AMMAN juga terus mendorong inovasi teknologi dan pengembangan sumber daya manusia untuk memastikan daya saing dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Keberadaan smelter juga memberikan konstribusi terhadap hilirisasi mineral nasional. Hal itu bisa dicapai apabila tumbuh industri turunan di dalam negeri yang menyerap produk-produk dari smelter, antara lain katoda tembaga, asam sulfat, dan logam mulia. Berbagai industri turunan yang dapat menyerap produk-produk ini antara lain industri kabel dan komponen listrik, elektronik, konstruksi, otomotif, kimia dan pupuk, perhiasan, peralatan rumah tangga, hingga energi terbarukan.

Dengan demikian, pertumbuhan industri turunan ini perlu dipercepat agar tidak terjadi kelebihan produksi, yang pada akhirnya akan menyasar pasar global (ekspor). Apabila pengembangan industri turunan ini dilakukan dengan baik, maka visi hilirisasi mineral untuk membawa nilai tambah bagi perekonomian dalam negeri akan tercapai.

Sebelum smelter tembaga dibangun, AMMAN memproduksi konsentrat tembaga dengan emas dan perak sebagai produk turunannya. Konsentrat tembaga yang dijual ini rata-rata sudah mencapai 90 – 95% dari harga tembaga, bergantung pada kualitas konsentrat, kondisi pasar, dan level Treatment Charge/ Refining Charge TC/RC global. Smelter tembaga dapat meningkatakan nilai tambah mineral tembaga namun sangat terbatas. Nilai tambah produk mineral di Indonesia baru akan besar apabila terdapat banyak industri turunan yang menyerap hasil smelter.

Pengelolaan Limbah Smelter

Pengelolaan limbah dari proses pemurnian tembaga di smelter AMMAN dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan dan berstandar tinggi. Limbah udara diolah menggunakan bag filter dan electrostatic precipitator (ESP) untuk menangkap partikel debu, serta wet scrubber dan flue gas desulphurization untuk menangkap emisi gas SO2. Proses peleburan tambaga juga terintegrasi dengan Sulphuric Acid Plant (SAP) yang mengolah gas buang tungku peleburan yang kaya SO2 menjadi asam sulfat 98.5% yang bernilai ekonomi.

Selain itu, kami juga menggunakan sistem Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memantau secara real-time emisi gas buang ke udara, memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan. Limbah cair diproses melalui sistem terpadu seperti Effluent Treatment Plant (ETP), Waste Water Treatment Plant (WWTP), dan Sewage Treatment Plant (STP) agar air buangan memenuhi standar lingkungan sebelum dilepas. Pendekatan ini mendukung pengelolaan limbah yang efektif sekaligus menjaga keberlanjutan dan perlindungan lingkungan sekitar smelter.

AMMAN secara konsisten melakukan berbagai upaya mitigasi dampak lingkungan di area pertambangan. Upaya tersebut meliputi pengelolaan limbah yang ketat, revegetasi dan reklamasi area bekas tambang, serta pemantauan kualitas udara dan air secara berkala. Selain itu, perusahaan menerapkan teknologi ramah lingkungan dan standar operasional yang ketat untuk meminimalkan gangguan terhadap ekosistem sekitar.

’’ Komitmen ini didukung dengan pelibatan aktif masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan langkah-langkah ini, AMMAN berupaya menjaga keseimbangan antara aktivitas pertambangan dan kelestarian alam,’’ ujar Kartika Octaviana.

Selain mitigasi lingkungan kata Kartika Oktaviana,  AMMAN menjalankan berbagai program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan tiga fokus utama, antara lain pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan ekonomi, dan pariwisata berkelanjutan. Program-program yang diterapkan untuk mengembangkan kualitas SDM bertujuan untuk memastikan masyarakat memiliki kesejahteraan, kemampuan, dan kebebasan untuk mementukan jalan menuju masa depan yang cerah dengan mata pencaharian yang bermartabat. Oleh karena itu, program pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat tidak berfokus hanya pada keterampilan teknis yang berkaitan dengan industri pertambangan atau smelter, melainkan pada industri lain yang memiliki daya serap tenaga kerja tinggi di berbagai wilayah di Indonesia. Industri tersebut antara lain: pariwisata (hospitality), coding, data science, data analyst, animasi, studi nautikal, teknik otomasi, serta ketrampilan lainnya. Dengan demikian, masyarakat sekitar terus berdaya apabila usia tambang selesai.

Teknologi Smelter

AMMAN menggunakan teknologi modern dan ramah lingkungan dalam operasional smelternya. Untuk pemurnian dan peleburan tembaga, diterapkan teknologi double flash smelting dan elektrolisa, yang efisien dalam mengolah konsentrat serta menghasilkan tembaga berkualitas tinggi. Sementara untuk emas, proses pemurnian dilakukan dengan teknologi leaching and reduction, refining, dan casting, yang memungkinkan pemisahan dan pencetakan logam mulia dengan standar tinggi. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan menekan emisi, tetapi juga memaksimalkan pemulihan logam berharga dari proses produksi, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

Smelter tembaga selain menghasilkan katoda tembaga juga memproduksi berbagai produk sampingan bernilai tinggi seperti asam sulfat yang berasal dari pengolahan gas SO₂ selama peleburan. Logam mulia seperti emas dan perak biasanya ikut terpisah dari bijih tembaga dan dimurnikan sebagai produk tambahan. Selain itu, smelter juga menghasilkan selenium. Produk-produk ini memperkaya nilai ekonomi dari proses smelting dan memaksimalkan pemanfaatan bahan baku.

Kesiapan infrastruktur pendukung untuk smelter sangat memadai karena listrik diperoleh dari pembangkit listrik yang dikelola langsung oleh AMMAN sendiri, sehingga pasokan listrik dapat dijamin. Fasilitas pelabuhan juga dimiliki dan dioperasikan oleh AMMAN, sehingga mendukung kelancaran pengiriman bahan baku dan produk. Untuk pasokan air, smelter memiliki fasilitas pengolahan air laut yang memastikan kebutuhan air terpenuhi secara mandiri dan berkelanjutan. Dengan dukungan infrastruktur ini, operasi smelter dapat berjalan lancar. Hal ini menunjukkan kesiapan yang kuat dalam mendukung kegiatan produksi.

’’ Kapasitas desain smelter AMMAN adalah 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun. Dari jumlah itu diharapkan menghasilkan sekitar 222.000 ton katoda tembaga per tahun, 830.000 ton asam sulfat, 579 ribu ons emas batangan, 1,8 juta ons perak batangan, dan 77 ton selenium,’’ungkap Kartika akrabnya.

Proses utama di Smelter meliputi pengeringan, peleburan, konversi, tungku anoda, pencetakan anoda, dan electrorefining. Konsentrat tembaga kering disiapkan di area tertutup untuk menjaga kadar air, lalu dikeringkan dengan panas yang diperoleh dari limbah boiler. Pada proses peleburan, konsentrat dioksidasi pada suhu tinggi (±1.200°C) menghasilkan gas SO₂ yang digunakan untuk memproduksi asam sulfat. Proses konversi dan tungku anoda juga menghasilkan SO₂ serta slag yang dikirim untuk daur ulang. Anode casting dilakukan secara kontinu, dan emisi ditangkap melalui teknologi pengelolaan emisi gas. Tahap akhir pemurnian dilakukan melalui proses elektrolisa untuk menghasilkan katoda tembaga murni Grade A.

Beberapa peralatan utama smelter AMMAN didatangkan dari produsen internasional dengan mengacu pada standar internasional yang ketat. Teknologi Gas Cleaning dan Sulfuric Acid Plant dari MECS (AS) mengikuti standar ISO 9001 untuk manajemen mutu, ASME untuk desain peralatan tekanan, serta standar lingkungan dan keselamatan dari EPA di AS. Tungku anoda dari Kumera (Finlandia) dirancang sesuai standar Eropa seperti EN, ISO, dan Machinery Directive (2006/42/EC) untuk keselamatan mesin. Peralatan anode casting dan electrorefinery dari Glencore (Australia) mematuhi standar ISO 14001 untuk lingkungan, standar AS/NZS Australia/New Zealand, serta standar keselamatan kerja dan desain mesin. Sementara itu, mesin cathode stripping dari Metso (Finlandia) menggunakan standar ISO, EN, serta standar otomasi industri IEC 61508 untuk keselamatan fungsional. Dengan penerapan standar-standar ini, peralatan yang digunakan menjamin kualitas, keamanan, serta efisiensi operasional smelter. Integrasi standar global tersebut mendukung kinerja dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan keselamatan yang berlaku.

Mekanisme material handling dari tambang ke smelter AMMAN diawali dengan pengangkutan ore menggunakan belt conveyor dari tambang menuju pabrik pengolahan untuk pemrosesan ore menjadi konsentrat tembaga. Konsentrat tembaga basah kemudian dikirim ke filter plant menggunakan jaringan pipa untuk menjadi konsentrat tembaga kering yang dapat disimpan di area penampungan. Dari area penampungan ini, konsentrat sementara diangkut menggunakan truk menuju smelter untuk proses pengolahan lebih lanjut. Namun, pengangkutan dengan truk ini bersifat sementara karena saat ini sedang dibangun sistem pipa serta belt conveyor untuk mengirim material langsung ke penampung konsentrat di smelter. Sistem baru ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kelancaran proses pengangkutan sekaligus meminimalkan gangguan dan risiko selama pengiriman material.

Fasilitas penunjang seperti Precious Metal Refinery (PMR) dan Sulfuric Acid Plant (SAP) saat ini berada dalam tahap komisioning dan peningkatan produksi secara bertahap. Pembangunan kedua fasilitas ini dilakukan dengan fokus utama pada aspek kualitas, lingkungan, dan keselamatan kerja untuk memastikan operasional yang optimal dan ramah lingkungan. PMR dirancang untuk mengolah logam mulia yang dihasilkan selama proses smelter, sementara SAP memanfaatkan gas kaya kandungan sulfur dioksida dari peleburan untuk memproduksi asam sulfat sebagai produk samping yang bernilai. Dengan kesiapan ini, kedua fasilitas mendukung keberlanjutan produksi dan nilai tambah dari smelter secara menyeluruh.

Smelter AMMAN juga mengadopsi sistem otomatisasi dan digitalisasi dalam operasionalnya. Penggunaan teknologi canggih ini meliputi kontrol proses secara otomatis untuk menjaga kestabilan produksi dan efisiensi energi. Sistem digital juga digunakan untuk memonitor kondisi peralatan secara real-time, termasuk pengawasan emisi, kualitas produk, serta penerapan DCS interlock pada tungku, di mana suhu dan tekanan diawasi ketat secara langsung dan setiap penyimpangan akan otomatis memicu tindakan pengamanan. Dengan penerapan otomatisasi, smelter dapat meningkatkan keselamatan kerja sekaligus meminimalkan risiko kesalahan manusia. Selain itu, data operasional yang terkumpul dapat digunakan untuk analisis dan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Sistem power supply smelter AMMAN terutama mengandalkan pasokan dari pembangkit listrik yang dibangun dan dikelola oleh AMMAN sendiri. Selain itu, smelter juga memanfaatkan energi gas buang hasil proses peleburan untuk diubah menjadi listrik melalui teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Kombinasi kedua sumber ini memastikan kebutuhan listrik yang besar dapat terpenuhi secara andal dan efisien. Pemanfaatan energi gas buang tidak hanya mendukung keberlanjutan operasional, tetapi juga mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan. Dengan sistem ini, smelter mampu menjaga kontinuitas produksi sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi.

Smelter AMMAN terintegrasi dengan Pelabuhan Benete yang dioperasikan oleh AMMAN. Pelabuhan ini berfungsi untuk mendukung operasional, seperti pengiriman logistik, pengapalan konsentrat, mobilisasi SDM, hingga pengapalan produk-produk hasil smelter. Dengan terintegrasinya fasilitas ini, tidak dibutuhkan jalur distribusi tambahan sehingga proses pengapalan produk bisa lebih cepat, temasuk untuk keperluan ekspor. Dalam pelaksanaannya, AMMAN tetap berkoordinasi erat dengan otoritas syahbandar pelabuhan dan Kementerian Perhubungan untuk memastikan kelancaran, keamanan, serta kepatuhan terhadap regulasi ekspor yang berlaku. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik dan mendukung target ekspor perusahaan secara optimal.

Strategi perusahaan dalam mengantisipasi potensi downtime atau kendala teknis saat operasional smelter meliputi penerapan program pemeliharaan preventif dan prediktif yang rutin untuk menjaga kondisi peralatan tetap optimal. Selain itu, perusahaan mengandalkan sistem monitoring real-time dan otomatisasi untuk mendeteksi dini gangguan atau penurunan performa, sehingga dapat segera diatasi sebelum menyebabkan penghentian operasi. Tim teknis yang terlatih dan tersertifikasi juga siap siaga melakukan perbaikan cepat (quick response) jika terjadi masalah. Perusahaan juga menerapkan manajemen risiko dan penyusunan prosedur standar operasional (SOP) yang ketat guna meminimalkan potensi kegagalan. Terakhir, penyediaan suku cadang dan dukungan teknis dari vendor menjadi bagian penting untuk memastikan perbaikan berjalan lancar tanpa penundaan berarti.(MS/L)

 

 

 

 

Komentar