Sumbawa Besar, 25 Juni 2025 – Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, secara resmi melaunching Program Pengendalian Penyakit Kusta di Kabupaten Sumbawa. Hari Kesehatan Kulit Sedunia bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum penting untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memperhatikan aspek kesehatan kulit yang selama ini kerap terabaikan.
Wakil Bupati Sumbawa H. Ansori menegaskan bahwa Hari Kesehatan Kulit Sedunia bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum penting untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memperhatikan aspek kesehatan kulit yang selama ini kerap terabaikan.
Ansori menyebut, angka kasus kusta di Kabupaten Sumbawa tergolong masih tinggi, oleh karena itu, ia mengajak seluruh komponen, baik tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga keluarga untuk menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan dan pengendalian.
“Kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Tapi pekerjaan rumah kita adalah menghapus stigma dan diskriminasi. Banyak penderita kusta malu memeriksakan diri karena takut dikucilkan. Ini tugas kita bersama,” tegasnya di Aula H. Madilaoe ADT, Kantor Bupati Sumbawa, Rabu (25/6/2026) pagi, dan dihadiri oleh Ketua TP PKK Kabupaten Sumbawa, para kepala perangkat daerah, para camat, dan lurah se-Kabupaten Sumbawa.
Upaya edukasi, menurutnya, harus dimulai dari rumah, dusun, sekolah, dan tempat ibadah. Promosi hidup bersih, deteksi dini, serta pemeriksaan dini bila ditemukan kelainan kulit harus menjadi kebiasaan masyarakat.
Ia juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk terus memperluas akses layanan kesehatan kulit, termasuk melalui penguatan Puskesmas, pelatihan tenaga kesehatan, serta kampanye publik yang berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaidi, Apt., dalam laporannya menyebut selama periode 2023 hingga 2025, terdapat 187 kasus kusta yang tersebar merata di hampir seluruh kecamatan.
“Dari jumlah tersebut, 56 kasus telah berhasil disembuhkan. Ini menunjukkan bahwa kusta bisa disembuhkan. Namun tantangan utamanya adalah sikap tertutup masyarakat yang malu mengakui kondisi dirinya,” jelas Junaidi.
Ia menambahkan, untuk memperkuat penanganan, RSUD Sumbawa telah ditetapkan sebagai rumah sakit pengampu layanan KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi). Saat ini, pemerintah daerah secara bertahap tengah mendistribusikan peralatan kesehatan guna menunjang pelayanan tersebut.
Peringatan ini juga dirangkaikan dengan talkshow kesehatan kulit yang menghadirkan narasumber dr. Dedianto Hidajat, Sp.DVE, serta gerakan minum obat bersama sebagai bentuk komitmen menuju Sumbawa Bebas Kusta.(MS/L)
Komentar