Atasi Banjir, Anggota Fraksi PAN DPRD Sumbawa Minta Pemda Perbaiki Drainase

Sumbawa, mediasumbawa.com- Anggota DPRD Kabupaten Sumbawa dari Fraksi PAN, Ida Rahayu, S.Ap meminta pemerintah kabupaten Sumbawa memperbaiki drainase perkotaan khususnya di kecamatan Untir Iwes dan Labuhan Badas.

Menurut Ida Rahayu perlunya solusi jangka panjang, seperti pembangunan drainase yang lebih besar dan dalam dari Dusun Sering ke Sungai Brang Bara untuk mengurangi debit air dan juga pelebaran dan pengerukan Drainase Dam Aji. Dirinya menduga air yang selama ini terserap di wilayah persawahan balai benih kini tidak bisa lagi terserap karena sudah beralih fungsi menjadi rumah sakit. Ia berharap pemerintah pusat dapat segera merealisasikan proyek ini pada tahun 2026.

“Banjir di wilayah Unter Iwes dan Labuhan Badas menjadi masalah kronis yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, maka salah satu solusi jangka panjang adalah Pembangunan drainase yang lebih memadai dan reboisasi untuk mengatasi masalah gundulnya hutan. Hal ini sebagai langkah penting untuk mengatasi masalah banjir secara fundamental” ujarnya, Sabtu 11 Januari 2025 di DPRD Sumbawa.

Kemudian lanjutnya, belum lama ini telah ada pertemuan antara pihak Kecamatan Unter Iwes dengan Pegawai BWS NTB, untuk mendapatkan solusi yang efektif.

“Untuk mengurangi debit air yang turun ke jalan maka harus dibangun drainase dari Sering ke Brang Bara. Kami berharap BWS membahas hal ini ke pemerintah pusat, agar membuat drainase Dam Aji lebih besar dan diperdalam. Karena kalau dikeruk saja tanpa memperbesar maka tetap drainase itu akan dipenuhi sedimentasi. Kalau persolan ini tidak diperhatikan makan banjir akan melanda wilayah tersebut lagi”. pungkasnya

Dikatakan Dewan Ida, bahwa pada akhir tahun 2024 (29/12/2024) terjadi banjir bandang di Desa Kerato Dusun Sering Ai Mata dan Desa Nijang Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa, yang berasal dari luapan kali Ai poleng dan kali Ai beta. Banjir Bandang ini terjadi akibat hujan lebat di wilayah Hulu sehingga menyebabkan kali di dusun sering ai mata dan desa Nijang meluap dan membanjiri ratusan rumah milik warga terdampak sebanyak 105 jiwa dari 35 kepala keluarga (KK) selain itu banjir juga merendam satu pondok pesantren dan merusak 1 rumah, pagar tembok dan tanggul. Sementara di desa Nijang terjadi di 3 dusun yakni dusun nijang bawah sebanyak 39 jiwa dari 13 KK, dusun nijang tengah sebanyak 20 jiwa dari 9 KK dan dusun nijang atas sebanyak 82 jiwa dari 23 KK dan satu rumah rusak ringan.

“Kami mengamati pasca banjir tersebut bantuan Pemerintah minim sekali, banyak warga korban banjir yang tidak mendapatkan. Semestinya ketika terjadi banjir dapat menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT)” ujarnya.

Atas hal tersebut, dikuatkan oleh  Adizul Syahabuddin SP.M.Si bahwa saat ini musim hujan masih berlangsung, maka  Pemerintah perlu melakukan pemantauan dan evakuasi harus dapat dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan lokal. “Bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan harus tersedia anggarannya yang segera disalurkan ke lokasi terdampak” ujarnya.

Dikatakannya, banjir yang  menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi bencana, termasuk menjaga kelestarian hutan dan memperbaiki sistem drainase untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.(Ms/Parlementaria)

 

Komentar