Sumbawa, mediasumbawa.com – Menjelang dimulainya aktivitas pertambangan di Blok Elang Dodo Rinti, Sumbawa, Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Sumbawa, Dr. Najamuddin Amy, S.Sos., MM, menggelar diskusi santai bersama Tim dari Departemen Social Impact PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Diskusi ini berfokus pada pelaksanaan program Bale Berdaya yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM di tujuh kecamatan di Kabupaten Sumbawa yang berdekatan dengan area tambang, yakni Kecamatan Ropang, Lunyuk, Lantung, Lenangguar, Moyo Hulu, dan Orong Telu.
Dalam diskusi yang berlangsung akrab di Rumah Makan Bestungil ini, Jumat (25/10), Dr. Najam menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan tambang untuk mempersiapkan masyarakat Sumbawa, khususnya dalam menghadapi perubahan sosial-ekonomi yang akan terjadi seiring dengan pembukaan tambang Elang Dodo Rinti. Menurutnya, program pemberdayaan seperti Bale Berdaya merupakan langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, terutama bagi masyarakat yang tidak berkeinginan untuk bekerja di sektor pertambangan.
“Jika ingin menyelesaikan setengah dari persoalan ini, pemberdayaan harus disiapkan sejak awal. Kita harus memperluas jangkauan pemberdayaan, terutama bagi mereka yang tidak bekerja di tambang,” ujar Dr. Najam. Ia menambahkan bahwa sektor-sektor seperti peternakan ayam pedaging, petelur, peternakan kambing dan sapi harus diprioritaskan agar kebutuhan tambang dapat disuplai oleh produk lokal.
Dr. Najam juga menyoroti pentingnya memetakan tenaga kerja di Kabupaten Sumbawa dengan valid. Menurutnya, pemerintah harus memiliki data yang akurat terkait persentase angkatan kerja yang berminat bekerja di tambang dan yang tidak. Hal ini penting untuk menentukan langkah pemberdayaan yang tepat sasaran.
Sementara itu, PT. AMNT melalui program Bale Berdaya, yang diinisiasi bersama KUMPUL, telah berkomitmen untuk mendukung UMKM di wilayah tersebut dengan berbagai pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi legalitas usaha. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, sehingga mereka dapat menyuplai kebutuhan-kebutuhan tambang secara mandiri di masa depan.
Diskusi ini juga membahas tantangan yang mungkin dihadapi, seperti potensi munculnya “penumpang gelap” yang mencoba memanfaatkan momentum untuk kepentingan pribadi. Dr. Najam mengingatkan semua pihak agar tetap menjaga integritas, khususnya para pejabat eksekutif dan legislatif, agar tidak menyalahgunakan peluang tersebut demi kesejahteraan pribadi.
Turut hadir dalam diskusi tersebut Kepala Bappeda Sumbawa, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Kepala Dinas Sosial, dan Kabag Prokopim. Diskusi yang berlangsung hangat ini menjadi salah satu langkah awal dalam menyelaraskan visi pemerintah daerah dan PT. AMNT untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sumbawa jelang dimulainya aktivitas pertambangan di Blok Elang Dodo Rinti, yang diperkirakan akan dimulai pada tahun 2034, setelah tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) rampung pada 2030.
Dengan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah dan PT. AMNT, diharapkan pemberdayaan masyarakat Sumbawa melalui UMKM dapat terus berkembang dan mendukung ekonomi lokal dalam jangka panjang.(MS/Sp)
Komentar