Pengelolaan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya, Komisi III dan IV Kunjungi Surabaya

Surabaya. Mediasumbawa.com- Kabupaten Sumbawa yang memiliki potensi wisata berupa cagar atau situs budaya menjadi perhatian DPRD Kabupaten Sumbawa agar dapat dikelola dengan baik, dilestarikan dan menjadi sumber pendapatan Asli Daerah.

Untuk memperkaya wawasan dan strategi daerah, Komisi IV dan III melaksanakan Kunjungan kerja Kamis (24/8) ke Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya.Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Ketua III DPRD Nanang Nasiruddin SAP.M.M.Inov, diterima oleh Kabid Olahraga Trio Wibowo dan Sub koordinator Kepariwisataan ibu Nuraidah di GedungĀ  SIOLA Mall Pelayanan Publik Kota Surabaya.

Dalam Diskusi dan pembahasan materi, Ismail Mustaram SH.,M.M.Inov. meminta penjelaskan beberapa hal terkait kebijakan pengelolaan destinasi wisata.

“Kami datang bersama rombongan Komisi IV dan III DPRD Sumbawa ingin melihat secara langsung penerapan kebijakan pengelolaan destinasi wisata unggulan, destinasi yang merupakan warisan budaya dan sejarah berupa museum yang merekam Sejarah (heritage)” tanya Ismail.

Kemudian ditambahkan oleh Hamzah Abdullah terkait dengan penyelenggaraan event internasional dan nasional, sport tourism, cross culture dan relevansinya dengan pendapatan asli daerah

“Di daerah kami mulai menggelar event Internasional berupa sport tourism seperti MXGP, dan juga pariwisata budaya, apa yang menjadi titik fokus kebijakan Pemerintah Kota Surabaya sehingga dapat menjadi pendulang PAD” Ucapnya.

Atas hal tersebut Trio menjelaskan bahwa acara cross culture dimodifikasi sebagai event tahunan ajang promosi wisata budaya dengan melibatkan semua budaya Nusantara dan budaya mancanegara.

“Kami mendesign dalam bentuk pagelaran seni budaya, pawai dan atraksi budaya serta pameran destinasi wisata, seminar, kuliner dan hal lain yang selalu berubah setiap tahun” Jelas Trio.

Kemudian lanjutnya ada beberapa rekomendasi kebijakan diantaranya adalah leadership atau pemimpin dan kebijakan yang konsisten menjadi modal utama. Yang kedua mengutamakan promosi dan penguatan branding untuk semua produk/ destinasi wisata.

Hal lain yakni investasi yang berorientasi pada kepuasan layanan (gratis) dan pemenuhan sarana dan prasarana pariwisata. “Dengan pelibatan semua stakeholder terkait dan OPD, melakukan monitoring, evaluasi dan penilaian tingkat keberhasilan semua program juga melibatkan secara aktif UMKM dengan membentuk sentra UMKM dengan branding, nama dan kekhasan yang dimiliki daerah.” Tutupnya. (Ms/ U/Parlementaria)

Komentar