Polres Sumbawa Antisipasi Minyak Goreng Curah Dijadikan Kemasan

Sumbawa Besar, mediasumbawa.com – Kapolres Sumbawa, AKBP Esty Setyo Nugroho, S.I.K menegaskan bahwa jajaran Polres Sumbawa intens melakukan pengawasan terhadap minyak goreng. Selain untuk memastikan ketersediaannya di pasaran, juga mengantisipasi terjadinya permainan.

“Kalau masalah minyak goreng kita bersama seluruh jajaran Polres Sumbawa termasuk Polsek melaksanakan pengawasan ke ritel-ritel, ke pasar-pasar. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan minyak goreng yang ada di pasaran,” ujarnya kepada wartawan, Senin (25/4).

Diakuinya, dari pengawasan sejauh ini minyak goreng masih tersedia dan aman. Demikian juga dengan bahan bakar juga masih aman di wilayah Sumbawa. Namun demikian, Kapolres mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak membeli melebihi kebutuhan. Sebab, itu juga menjadi kendala dari ketersediaan minyak itu sendiri. “Sejauh ini Alhamdulillah hasil pantauan kita tersedia. Kita terus setiap hari kontrol kepada distributor khususnya minyak curah, untuk menjaga ketersediaan minyak. Karena mereka mengambil juga dari Mataram,” terangnya.

Kapolres juga mengajak semua pihak untuk melakukan pengawasan. Jangan sampai nantinya ada peralihan. Minyak curah dibentuk ulang menjadi kemasan. “Kalau minyak kemasan tidak ada Harga Eceran Tertinggi (HET). Ini yang rawan nanti minyak curah berubah menjadi minyak kemasan. Ini saya minta tolong seluruh pihak ayo sama-sama kita mengawasinya,” ajak Kapolres.

Menurut Kapolres, pihaknya setiap hari melakukan pemantauan. Sejauh ini untuk di Sumbawa belum ada untuk minyak curah dirubah menjadi kemasan. Tetapi itu yang perlu dan terus diantisipasi. Apalagi di bulan Ramadhan ini permintaan minyak goreng bertambah. “Itu yang saya mengimbau kepada seluruh masyarakat ayo  sama sama dengan kepolisian untuk mengawasi distribusi termasuk juga pengedaran untuk minyak goreng ini,” tambahnya.

Terkait harga minyak goreng curah, lanjutnya, bervariasi. Karena wadah yang digunakan untuk mengisi minyak mempengaruhi. “Rata-rata di Sumbawa ini memang HET-nya Rp 15.500. Namun di tingkat pengecer di pasar pasar itu jatuhnya di harga Rp 16.000 sampai dengan Rp 16.500 dan Rp 17.000. Karena alasan wadah yang digunakan. Ini yang akan lebih murah kalau pembeli langsung membeli ke distributor dengan membawa jerigen atau wadah sendiri. Karena itu tidak terhitung dalam perhitungan untuk wadah  maupun tempat yang digunakan untuk menampung minyak curah ini,” pungkasnya. (msr)

Komentar